Siapa yang suka jalan-jalan? Pasti langsung pada mengacungkan tangan semua yaa. Ya iyalah, siapa sih yang enggak suka jalan-jalan alias traveling? Pasti sudah banyak tempat yang sudah dikunjungi, baik yang ada di luar negeri maupun yang ada di dalam negeri. Eeeh, tapi kalau ditanya "sudah berapa museum yang kamu kunjungi?" Pasti pada langsung mengheningkan cipta. *hehe maklum jarang sekali jalan-jalan ke museum. Membosankan ya? Itu yang ada di mindset hampir sebagian besar masyarakat Indonesia. Saya merasa beruntung bukan termasuk dalam golongan orang yang tidak suka museum. Justru saya suka sekali jalan-jalan ke museum. Naaah, untuk itu kali ini saya akan mencoba sedikit mengulik tentang keberadaan Museum Perundingan Linggarjati.

Sudah pernah mendengar museum perundingan Lingarjati? *apa...belum?? Kalau saya malah sudah pernah ke Museum Perundingan Linggarjati bersama komunitas guru IPS FOGIPSI. Lebih lengkapnya baca juga Keseruan Komunitas FOGIPSI

Kalau perundingan Linggarjati pasti sudah pernah mendengar dong ya? Setidaknya pada saat sekolah pernah belajar mengenai perundingan Linggarjati. 

Museum Linggarjati atau Linggajati (sama saja) terletak di desa Linggajati, kecamatan Cilimus, kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Berada di sebelah barat gunung Ciremai. Sekitar 25 km dari Cirebon sedangkan kalau dari arah Kuningan sekitar 15 km. Bagi yang mau kesana, aksesnya mudah kok. Berada di pinggir jalan yang lebar, jadi enggak ada alasan mengenai sulitnya akses menuju kesana. 

Museum Perundingan Linggarjati tampak dari depan

Museum Perundingan Linggarjati merupakan tempat berlangsungnya perundingan Linggarjati terjadi pada tanggal 11-13 Navember 1946 yang menempati area tanah seluas 25.675 m persegi. Sedangkan gedungnya sendiri seluas 800 m persegi. Dengan udara yang sejuk, membuat pengunjung betah berlama-lama di musrum ini. Secara bisa dikatakan museum ini berada di kaki gunung Ciremai, jadi enggak heran kalau udaranya sejuk. 

Sebelum membahas apa saja yang ada di dalam Museum Linggarjati, mari kita bahas dulu tentang riwayat Museum Perundingan Linggarjati. 

• Tahun 1918 : Awal mulanya ternyata merupakan gubuk milik Ibu Jasitem.
• Tahun 1921 : Dirubah oleh seorang bangsa Belanda bernama Tersana Mergen menjadi gedung semi permanen.
• Tahun 1930 : Oleh Jacobus (Koos) Van Os (bangsa Belanda) dirubah menjadi gedung permanen dan dijadikan rumah tinggalnya.
• Tahun 1935 : Dikontrak oleh Heiker (Bangsa Belanda) dan dijadikan Hotel bernama Rustoord.
• Tahun 1842 : Jepang menjajah bangsa Indonesia dan hotel ini diganti namanya menjadi hotel Hokay Ryokan.
• Tahun 1945 : Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI hotel tersebut diberi nama Hotel Merdeka. 
• Tahun 1946 : Di gedung ini berlangsung peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia yaitu perundingan antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda yang sering disebut dengan Perundingan Linggarjati. Sehingga tidak heran gedung tersebut disebut dengan gedung perundingan Linggarjati.
• Tahun 1976 : Setelah beberapa pergantian fungsi dari gedung tersebut, di tahun 1976 oleh Pemerintah diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk dijadikan Museum Perundingan Linggarjati hingga sekarang. 

Hay hay ladies!! Pernah enggak sih wajahnya iritasi karena kosmetik? Secara tahu kan yaa, dunia ladies tidak akan bisa terlepas dari kosmetik. Tanpa kosmetik seakan ada setengah dunia ladies yang hilang. *caelaaah..

Eeh, tapi bener lho. Selugu-lugunya ladies pasti di dalam hati nuraninya yang terdalam tetap menginginkan cantik. Sepolos-polosnya wajah ladies pasti sudah pernah terpapar oleh kosmetik. Ya iyalah... ya kali seumur hidupnya enggak pernah pakai bedak atau setidaknya lipstik. 

Naaah, ladies... enggak dosa kok kalau ingin cantik. Malah keharusan yaa. Setidaknya anggap saja ladies dandan untuk menjaga dan bersyukur atas nikmat cantik dari Tuhan. Eeits, tapi jangan sampai keinginan untuk menjadi cantik malah menimbulkan iritasi pada wajah yaa. 

Maklum, biasanya nih ladies pasti langsung tergiur membeli kosmetik baru setelah melihat iklan. Bagaimana enggak tergiur, lha wong bintang iklannya cantik banget. Saking cantik dan mulusnya wajah si bintang iklan, lalat yang hinggappun bisa kepleset dibuatnya. 

Padahal membicarakan kosmetik, pasti tidak bisa disama ratakan. Istilahnya cocok-cocokan. Dan hasilnya juga tidak akan langsung serta merta menjadi secantik dan semulus wajah si bintang iklan. Iyaa kalau cocok, nah kalau sudah mencoba tapi tidak cocok? Nanti malah ajan menimbulkan masalah baru lagi. Wajah bisa iritasi. 

So ladies, tetap harus cerdas dan waspada ya. Jangan sampai lapar mata semata. Naaah berikut 5 langkah cerdas dalam memilih kosmetik atau yang lebih dikenal dengan KPK3, yaitu:

Pastikan penandaan atau label tercantum jelas dan lengkap. Setiap kosmetika wajib mencantumkan penandaan atau label yang benar, meliputi:

Kenalilah jenis kulit atau rambut. Perhatikan komposisi bahan yang tercantum dalam komestika, hindari penggunaan kosmetika bila anda memiliki riwayat alergi, iritasi atau sensitisasi kulit terhadap salah satu bahan dalam komposisi kosmetika tersebut.

Pilihlah komestika yang sesuai kebutuhan dan bukan karena iklan semata. Baca terlebih dahulu kegunaan dan cara penggunaan yang tercantum pada label (untuk produk yang belum jelas cara penggunaannya). 

Ingat!! Batas Kadaluarsanya jangan sampai lewat. Telitilah terkebih dulu waktu kadaluarsa sebelum membeli kosmetika.

Untuk mengetahui suatu komestika telah terdaftar atau ternotifikasi di Badan POM, dapat dilihat di website Badan POM dengan alamat www.pom.go.id. Tetapi kalau masih ragu-ragu juga, langsung saja hubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Badan POM.

Telpon : (021) 4263333, 32199000

Fax : (021)4244947

Email : ulpk@pom.go.id

Jangan tergoda iklan. Iklan kosmetika cenderung menampilkan kecantikan dan ketampanan public figure serta menawarkan sesuatu yang menggiurkan sehingga konsumen akan tertarik untuk membeli. jangan mudah tergoda oleh iklan. Memilih kosmetika hanya berdasarkan informasi iklan merupakan suatu tindakan yang tidak objektif.