Hati-Hati 5 “Silent Addictive” Ini Mengancam Anak Anda
“Nak, lekas mandi! Nanti terlambat
sekolah lho….” Kalimat itu pasti
yang selalu moms ucap setiap pagi. Terus menjawab apa moms anaknya? Pasti
banyak yang menjawab, ”iya ma, nanti
dulu. Lagi seru nih acara TV nya.” Kalau hal tersebut sering moms alami,
mulai sekarang moms harus lebih berhati-hati karena mungkin saja anak moms
terkena Silent Addictive.
Pernah
mendengar “Silent Addictive?” Jika
belum, moms harus segera mencari tahu apakah anak moms saat ini terkena “Silent Addictive” atau tidak.
Silent Addictive adalah
hal-hal yang mampu membuat penggunanya tanpa terasa menjadi kecanduan. Ternyata
bukan hanya narkoba saja yang membuat penggunanya kecanduan. Hal-hal di sekitar
kita, yang sering tidak disadari ternyata juga mampu secara perlahan menjadi
zat adiktif (candu).
Segala
sesuatu tidak akan membawa manfaat bila berlebihan apalagi kalau kecanduan.
Kata “kecanduan”, menunjukkan bahwa intensitas penggunaannya telah berlebihan
hingga tak bisa terlepas lagi dari hal yang membuat kecanduan. Bahkan mampu
merubah sifat dan perilaku seseorang. Coba bayangkan bila anak moms terkena “Silent Addictive?” Pasti moms, tidak
mau anak moms akan berubah sifat dan perilakunya ke arah yang buruk hanya karna
“Silent Addictive” tersebut.
Pasti
semakin penasaran kan, dengan musuh dalam selimut kita? “Kok, musuh dalam
selimut? Ya iyalah, apalagi istilah yang tepat untuk menyebut hal yang tidak
kita sangka ternyata mampu membunuh kita secara perlahan?”
Nah,
yuk mari simak apa saja musuh dalam selimut kita alias Silent Addictive, berikut ini:
1.
Televisi. Televisi
merupakan media informasi yang paling efektif. Banyak informasi yang bermanfaat
yang bisa kita dapatkan. Tetapi tidak sedikit pula dampak negatif yang diakibatkannya.
Bisa dikatakan Televisi sekarang ini berperan dalam penanaman karakter anak.
Bila anak salah menonton acara di Televisi karena tidak sesuai usia, pasti akan
menimbulkan dampak negatif. Sayangnya hampir semua program Televisi tidak
mencantumkan penggolongan usia yang boleh menonton. Misalnya untuk Semua Umur,
17 tahun ke atas, dan seterusnya. Saya merasa prihatin bila melihat balita yang
menonton sinetron cinta-cintaan. Pasti akan membuatnya dewasa sebelum waktunya.
Itu baru dampak negatif dari tidak sesuainya usia dengan tontonan acara di
televisi. Karena ternyata walaupun sudah sesuai usia, acara televisi tetap
mampu menawarkan pesona candunya. Penayangan film kartun di televisi secara
terus menerus tanpa henti merupakan salah satu faktor penyebab anak merasa
kecanduan televisi. Yang berbahaya adalah ketika anak tidak mau bermain dengan
temannya, tidak mau sekolah, dan aktivitas lainnya hanya untuk menonton film
kartun kesayangannya. Padahal ceritanya diulang-ulang. Malah ada anak yang
hanya mau nonton televisi di satu stasiun televisi saja, yaitu stasiun TV yang
menayangkan film kartun kesukaannya. Perubahan perilaku menjadi lebih mudah
marah, tidak mau berinteraksi dengan orang sekitar hingga malas untuk melakukan
semua aktivitas adalah permasalahan yang dikhawatirkan akibat kecanduan
menonton Televisi.
2.
Video Game/ Play Station. Bermain video game atau play station memang
sangat menyenangkan. Terbukti tidak hanya anak-anak saja yang mengemari
permainan yang satu ini. Orang dewasapun ternyata banyak yang merasa ketagihan
dengan bermain video game atau play station. Keseruan dan rasa penasaran untuk
memenangkan permainan adalah daya tarik dari video game atau play station ini.
Bagi yang sudah kecanduan, bermain video game atau play station bisa melupakan
segalanya. Makan, mandi, hingga aktivitas keseharian serta berinteraksi dengan
orang di sekitarnya akan dilupakan. Hal ini akan berdampak negatif terhadap
perkembangan mental dan kesehatan pengguna. Bahkan sudah ada kejadian di
Jepang, orang kecanduan main Video game/ play station hingga meninggal hanya
karena bermain video game atau play station terus menerus tanpa henti. Akan
lebih berbahaya lagi bila yang kecanduan video game atau play station adalah
anak-anak. Bagaimana masa depan bangsa ini, bila generasi penerusnya saja
kerjaannya hanya bermain video game atau play station. Selain itu, di dalam
video game sudah banyak yang di dalamnya dimasukkan unsur-unsur pornografi.
Pasti generasi penerus bangsa ini akan semakin rusak.
3.
Gadget. Gadget
yang saya maksud di sini adalah HP, IPad dan gadget lainnya yang sedang marak
belakangan ini. Melihat realita yang ada, sekarang ini anak balita mainan
utamanya adalah gadget. Kalau masa dulu mainan congklak, lompat tali, dan lain
sebagainya berbeda dengan anak masa sekarang yang sudah tidak mengenal
permainan tradisional. Yang mereka kenal hanyalah gadget. Bermain gadget
seharian tanpa ada interaksi dengan teman dan tidak ada aktifitas fisiknya,
akan menimbulkan banyak dampak negatif. Di antaranya adalah kesehatan terganggu
terutama kesehatan mata, tidak mau berinteraksi sosial, dan perubahan perilaku
menjadi lebih mudah marah dan sensitif.
4. Jajan. Jajanan
tak bisa dipungkiri adalah godaan yang paling utama untuk anak. Walaupun banyak
yang mengatakan “buat saja cemilan sehat di rumah, pasti anak gak akan jajan.”
Eiiits, belum tentu. Jajanan tidak hanya berbentuk makanan lho. Mainan juga
ada. Banyak yang di rumahnya sudah disediakan makanan cemilan tetapi tetap saja
jajan di luar rumahnya terus menerus. Banyak faktor yang menyebabkan anak suka
jajan. Salah satunya adalah kebiasaan keluarga. Sebagai contoh, orang tua
menenangkan anaknya yang sedang menangis dengan mengajak anak ke warung untuk
jajan. Ada juga orang tua yang tidak mau repot melihat anaknya menangis karena
mainannya rusak mengatakan, “udah jangan nangis. Beli lagi aja, di warung masih
banyak tuh.” Terkadang tanpa kita sadarai, hal-hal kecil tersebut secara tidak
langsung mengajarkan anak untuk kecanduan jajan.
5. Janji Hadiah. Tidak ada salahnya memberikan hadiah untuk anak. Tetapi sebagai orang tua yang bijak, harus mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan hadiah kepada anak. Tidak boleh terlalu jangan dan terlalu sering. Yang sering tanpa kita sadari oleh orang tua adalah terlalu sering memberikan hadiah dengan mudahnya kepada anak kita. Dengan alasan karena pintar, karena penurut dan lain sebagainya adalah alasan yang sering digunakan para orang tua untuk memberikan hadiah kepada anak. Hati-hati ya. Karena hal ini justru malah akan menjerumuskan anak kita ke jurang candu janji hadiah. Kok bisa?” Bisa dong… Sebagai contoh, berikut ini adalah pemberian janji hadiah yang tidak sesuai waktunya. “Nak, tolong belikan kecap di warung. Kecapnya habis. Nanti gosong masakannya kalau ibu tinggal ke warung. Nanti ibu kasih upah deh…” Kata-kata upah, kalau terlalu sering akan menimbulkan dampak negatif. Anak akan menjadi tidak peka untuk menolong orang lain. Menolong untuk mendapatkan imbalan semata.
5. Janji Hadiah. Tidak ada salahnya memberikan hadiah untuk anak. Tetapi sebagai orang tua yang bijak, harus mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan hadiah kepada anak. Tidak boleh terlalu jangan dan terlalu sering. Yang sering tanpa kita sadari oleh orang tua adalah terlalu sering memberikan hadiah dengan mudahnya kepada anak kita. Dengan alasan karena pintar, karena penurut dan lain sebagainya adalah alasan yang sering digunakan para orang tua untuk memberikan hadiah kepada anak. Hati-hati ya. Karena hal ini justru malah akan menjerumuskan anak kita ke jurang candu janji hadiah. Kok bisa?” Bisa dong… Sebagai contoh, berikut ini adalah pemberian janji hadiah yang tidak sesuai waktunya. “Nak, tolong belikan kecap di warung. Kecapnya habis. Nanti gosong masakannya kalau ibu tinggal ke warung. Nanti ibu kasih upah deh…” Kata-kata upah, kalau terlalu sering akan menimbulkan dampak negatif. Anak akan menjadi tidak peka untuk menolong orang lain. Menolong untuk mendapatkan imbalan semata.
Ternyata
banyak juga ya musuh dalam selimut kita, moms! Ini berarti harus lebih extra
hati-hati mempertimbangkan segala sesuatu untuk anak. Yang harus diingat adalah
segala sesuatu yang berlebihan, pasti hasilnya tidak baik.
Terus
apa yang harus kita lakukan moms, setelah mengetahui semua yang mampu menjadi Silent Addictive untuk anak kita?
Tenang moms, berikut saya mempunyai sedikit tips untuk mencegah dan mengatasi
anak kita terkena Silent Addictive:
- Buatlah perjanjian dengan anak mengenai jadwal menonton Televisi. Jangan biarkan seharian penuh anak menonton Televisi. Misalnya moms tentukan waktu anak kita boleh menonton. Sesuaikan tontonan yang sesuai usia anak moms. Sebagai contoh, batasi hanya boleh satu jam. Lalu ganti waktu luang lainnya dengan melakukan aktivitas yang menarik bersama dengan anak dan moms. Misalnya mebuat buku cerita bergambar kreasi sendiri. Hal ini akan melatih sistem motorik anak, mengembangkan kreativitas anak untuk menggambar, mewarnai, berani mengungkapkan ide cerita kepada orang lain, serta melatih membaca dan menulis anak.
- Moms harus lebih bijak, mampu menilai apakah usia anak moms sudah pantas dibelikan video game/ play station dan gadget. Bila pertimbangan membelikan gadget untuk media pembelajaran, pastikan dalam gadget hanya berisi aplikasi yang mendidik. Permainan-permainan yang perang-perangan sebaiknya hindari. Selain itu perlu membuat perjanjian berapa lama boleh memainkan gadget. Jangan sampai seharian penuh hanya bermain gadget saja.
- Sejak awal moms harus perbanyak berkomunikasi dengan anak. Membuat perjanjian yang saya maksud tidak seperti melakukan tanda tangan perjanjian di atas materai. Berikan pengertian mana yang sebaiknya anak moms lakukan dan yang seharusnya tidak dilakukan beserta resiko yang menyertainya. Terutama mengenai jajan, dari awal moms harus memberi pengertian bahwa bahan-bahan yang terkandung dalam jajanan itu tidak sepenuhnya baik untuk kesehatan. Bila ingin mendiamkan anak yang sedang menangis tidak perlu menjanjikan hadiah atau memberikan uang untuk jajan. Masih banyak cara lain yang lebih tepat.
- Jangan biasanya terlalu mudah memberikan hadiah. Hal ini bertujuan untuk membiasakan agar mendapatkan sesuatu harus dengan pengorbanan, melatih kerja keras serta mampu membedakan kebutuhan dengan kemauan.
Sebenarnya
masih banyak cara-cara yang lain dalam mencegah dan mengatasi pengaruh Silent Addictive. Namun hal yang selalu
diingat adalah Tuhan menganugerahi kita anak karena Ia percaya kita mampu
menjadi orang tua yang terbaik untuk anak kita. Tak ada orang tua yang bodoh,
yang ada adalah orang tua yang belum tahu bagaimana menjadi orang tua yang baik
saja.
“Enjoy
motherhood…Tak ada rumus yang pasti untuk mendidik anak. Yang ada hanyalah
teruslah berusaha mendidik anak semaksimal mungkin.” Lakukan yang terbaik dari diri kita untuk
masa depan anak-anak kita.
0 komentar
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir dan memberikan komentar di feriyana.com. Ditunggu lho, kunjungan dan komentar berikutnya.