"Belum bisa disebut makan kalau belum makan nasi."
Ungkapan di atas seakan telah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Mulai dari sarapan, makan siang hingga makan malam harus ada nasi. Apapun makanannya yang pasti harus ada nasinya. Kalau tidak ada nasinya, berarti belum disebut makan. Hanya "ngegado" bahasa gaulnya. *hehe...bahasa betawi gaul.
Menyiapkan sarapan adalah rutinitas yang harus dilakukan oleh ibu-ibu setiap paginya. Baik itu ibu rumah tangga ataupun ibu yang bekerja di luar rumah alias wanita karir. Salah satu cara ibu menunjukkan rasa sayangnya kepada keluarga ialah dengan membuatkan sarapan favorit.
Awal tahun 2017 ini bioskop Indonesia dipenuhi film-film negeri sendiri. Tepatnya di tanggal 15 Februari 2017 ini, para pecinta film Indonesia diajak bernostalgia dengan cinta masa lalu dengan hadirnya film yang berjudul Remember The Flavor, Biarkan Rasa itu Memiliki.
Film Remember The Flavor, Biarkan Rasa itu Memiliki ini menurut saya bergenre "baper". Genre baper? Mengapa saya menyebutnya demikian? Yup, karena film ini berhasil membuat saya baper maksimal. Karena kebetulan cerita film ini ada kemiripan dengan cerita masa lalu saya. Hanya latar tempat yang sama dan sang wanita yang ke Jakarta untuk menggapai impian. *gak penting juga sih diceritain. Yaa, sudahlah itu sudah berlalu.
Bingung mau Quality time bersama keluarga kemana? Bosan menghabiskan Quality time ke mall? Pengin mencoba hal yang baru? Yuk mari, bisa dibaca bagaimana salah satu cara saya untuk quality time sambil mengajarkan mencintai alam kepada anak.
"Kemana kau s’lama ini
Bidadari yang kunanti
Kenapa baru sekarang
Kita dipertemukan ...."
Tak pernah bosan lagu itu didengarkan. Seakan lagu tersebut mampu menyembuhkan lara yang pernah tercipta. Tak satupun yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Hanya diri ini, Tuhan dan sosok lelaki yang sempat mewarnai hidup ini yang mengetahuinya.