Mencari Solusi Permasalahan Air di Dunia? Jawabannya Ada di Alam
Nikmatnya secangkir kopi bisa kita rasakan bila ada air untuk menyeduhnya. Semahal apapun kopinya atau bahkan semahir apapun baristanya, kopi tidak akan bisa kita nikmati tanpa adanya air.
Dari hal sederhana tersebut terlihat jelas peran pentingnya air dalam kehidupan di muka bumi. Tidak terbayang apa yang akan terjadi bila tidak ada air. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran masyarakat dunia saat ini. Khawatir suatu saat nanti krisis air melanda bumi ini.
Apa yang membuat kopi ini nikmat? |
Tanda-tanda krisis air sebenarnya sudah mulai dirasakan saat ini. Seperti penduduk Cape Town, Afrika Selatan, saat ini mengalami krisis air. Lalu apa yang harus kita lakukan agar krisis air tidak berkelanjutan?
Terlebih dahulu kita harus memahami segala hal permasalahan air, barulah kita akan mendapatkan solusi untuk mengatasinya. Jumlah air sejak bumi tercipta hingga sekarang adalah tetap yaitu sebesar 70% dari bumi. Di mana 97% ada di laut dan 3% adalah air tawar. Sebesar 79% air tawar berbentuk gletser di Antartika, sedangkan 1% merupakan air permukaan. Seperti contohnya air sumur. Dan 20% sisanya adalah ground water (air dalam tanah) yang berada di kedalaman 100 m bahkan lebih.
Source @Aqua_Lestari |
Saat ini kualitas dan kuantitas air sudah mulai berkurang karena berpindah ke tempat yang lain. Jumlahnya tidak sebanding dengan pertumbuhaan jumlah penduduk dunia yang akan terus bertambah. Saat ini jumlah penduduk dunia sekitar 7 miliar yang setiap individu membutuhkan 190 liter/ hari. Sebagai contoh dalam proses membuat sebuah mobil membutuhkan 148.000 liter air. Langsung terbayang kan, begitu banyaknya air yang dibutuhkan manusia? Lalu apakah persediaan air di bumi mencukupi?
Ternyata jawabannya adalah tidak. Sebanyak 2.1 juta orang saat ini kekurangan air. Hal ini disebabkan oleh terganggunya siklus hidrologi (siklus air) yang berpengaruh terhadap persediaan air di bumi. Siklus Hidrologi akan terganggu bila lingkungan rusak. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa hingga saat ini 2/3 hutan di dunia terjadi degradasi atau penggundulan hutan yang dijadikan alih fungsi lahan. Awalnya hutan dijadikan lahan pertanian atau perumahan.
Alih fungsi hutan ini bisa menyebabkan permasalahan air seperti banjir, kekeringan dan badai. permasalahan air ini menyebabkan 2/3 penduduk dunia atau sekitar 4 milliar lebih terdampak. Diperkirakan kerugiannya mencapai 1 triliun dolar. Menyadari pentingnya pelestarian air dan lingkungan, United Nation Water pada tahun 1992 untuk pertama kalinya menetapkan tanggal 22 Maret sebagai Hari Air Seduania (World Water Day).
Hari
Air Sedunia yang diselenggarakan setiap tanggal 22 Maret
diperingati untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya pelestarian
air. Tahun ini, United Nations Water menetapkan Tema Hari Air Sedunia 2018 adalah "Alam untuk Air" atau "Nature for Water", dengan
kampanyenya yaitu "Solusinya ada di alam" atau "The Answer is in
Nature". Topik ini bertujuan meningkatkan pengetahuan kita bahwa alam
memiliki solusi dalam mengurangi krisis terkait air di dunia seperti
banjir, kekeringan, dan polusi air.
Kerusakan
lingkungan dan perubahan iklim berdampak pada penurunan kualitas air di
seluruh dunia. Berbagai inisiatif dilakukan untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas air. Ternyata alam memiliki solusi untuk menyelesaikan
persoalan air. Danone-AQUA, produsen air minum dalam kemasan (AMDK) juga
percaya bahwa solusi alamiah memiliki potensi untuk menyelesaikan
banyak tantangan dalam pelestarian air. Hal ini sesuai dengan tema Hari Air 2018 yaitu
"Alam untuk Air" atau "Nature for Water" yang fokus pada Solusi Berbasis
Alam (SBA) untuk menghadapi tantangan dalam pelestarian air yang
semakin berat dihadapi pada abad 21.
Para blogger peserta "Bincang Air" |
Merayakan
Hari Air 2018 ini, Danone-AQUA menyelenggarakan acara "Bincang Air"
dengan wartawan dan blogger untuk bersama-sama belajar bagaimana alam
memberikan solusi terhadap pelestarian air. Dengan mengunjungi pabrik Danone-AQUA Mekarsari, Babakan Pari, Sukabumi serta daerah dilakukannya konservasi yang telah dilakukan Danone-AQUA.
Arif Mujahidin-Corporate
Communications Directore Danone Indonesia mengatakan, "bagi kami, air
memiliki peranan penting untuk kehidupan makhluk hidup dan karenanya
Danone-AQUA selalu berupaya untuk turut menjaga kelestarian air dan
lingkungan. Salah satunya dengan menggunakan cara ilmiah dengan
memanfaatkan potensi alam untuk menyelesaikan tantangan terkait air."
Pabrik AQUA Mekarsari, Babakan Pari, Sukabumi |
Salah
satu upaya yang dilakukan Danone-AQUA melalui konservasi air dengan
memanfaatkan solusi ilmiah yang digabung dengan pembangunan
infrastruktur dengan tujuan konservasi (grey infrastructure) seperti
yang sudah dilakukan Danone-AQUA di daerah Mekarsari, Sukabumi. Hal ini
dilakukan oleh Danone_AQUA dengan bekerja sama dengan LPPM (Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) IPB Bogor dalam upaya di hulu sub DAS Citatih,
Mekarsari, Sukabumi.
Sejak berdirinya AQUA oleh pak Tirto sebagai founder, berkomitmen tidak hanya berperan semata-mata untuk bisnis melainkan juga untuk sosial. Komitmen tersebut dilanjutkan hingga sekarang, salah satunya adalah One Planet One Health. Sebagai contoh dalam kemasan minuman Danone kadar gulanya tidak melebihi 5 gr/ 100 ml. Selain itu Danone-AQUA mempunyai komitmen untuk menjaga daerah tangkapan air, water access, penggunaan air sebisa mungkin 0% yang terbuang sia-sia, dan lain sebagainya. Komitmen ini dilakukan secara serentak di 19 pabrik Danone_AQUA yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah.
Khususnya di wilayah Mekarsari
dari Babakan Pari, Sukabumi telah dilakukan upaya konservasi sebagai berikut:
- Penanaman 580.000 pohon yang tersebar di delapan desa
- Pembuatan kolam resapan air (Water Pond) di mana limpasan air kolam tersebut dimasukkan ke dalam tanah melalui lubang resapan yang ada di sekitar area kolam
- Pembangunan Pemanen Air Hujan (PAH) dengan memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan pemenuhan air bersih
- Pembuatan DAM resapan AIR yang berguna untuk menjaga memasukkan air ke dalam tanah
- Pembuatan 40 sumur resapan dengan kapasitas resapan sebesar 2.200 m3. tujuannya untuk mengimbuh sumur masyarakat dan mengurangi genanngan atau banjir serta membantu menyuburkan tanah.
"Sejak
program dijalankan dan sampai saat ini, sebanyak 695 orang telah
menerima manfaatnya. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan program
konservasi dengan harapan dapat bermanfaat untuk pelestarian air dan
lingkungan serta berguna bagi masyarakat sekitar," tutup Karyanto.
Nah, ternyata penting sekali ya, upaya pelestarian air dan lingkungan. Hayuk, mari kita lestarikan lingkungan agar persediaan air tetap aman. "Save Our Water For Save Our Future Generation". Kita harus kembali ke alam atau "Back to Nature" karena jawaban permasalahan air ada di alam.
3 komentar
Air sumber utama kehidupan manusia. Semoga bukan hanya pada tanggal 22 Maret masyarakat sadar akan pentingnya air, tapi juga setiap hari air dimanfaatkan sebaik-baiknya.
ReplyDeleteAir, ada di mana mana tinggal pemanfaatannya yang perlu diperhatikan dan dijaga dengan baik
ReplyDeleteBeruntung ya kita diberi air yang berlimpah semoga saja kita mampu melestarikannya
ReplyDeleteTerimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir dan memberikan komentar di feriyana.com. Ditunggu lho, kunjungan dan komentar berikutnya.