MUSEUM SUMPAH PEMUDA: Kids Zaman Now Generasi Santun?


Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Inmdonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. 

Masih ingat dengan kalimat di atas? Yup, kalimat di atas adalah Sumpah Pemuda. Sebagai warga negara Indonesia yang cinta tanah air, pasti tahu dan memahami arti penting dari Sumpah Pemuda bagi bangsa Indonesia. 

Sumpah Pemuda dapat diartikan sebagai sebuah janji para pemuda Indonesia mengaku dan bertekad akan bersatu demi kemerdekaan Indonesia. 

Sedikit tahu tentang sejarah peristiwa hingga adanya Sumpah Pemuda, saya merasa prihatin melihat pemuda-pemuda sekarang ini atau yang sering disebut dengan kids jaman now cenderung mengutamakan hedonis semata. Mental dan perilaku sangatlah jauh dengan para pemuda dimasa perjuangan kemerdekaan. 

Contoh sederhananya adalah kalimat-kalimat kasar dan jorok yang tidak sepantasnya diucapkan sudah menjadi keseharian kids jaman now. Setiap menguping pembicaraan siswa SMP di tempat saya mengajar, hampir di setiap kalimat ada saja kalimat yang tidak pantas tersebut. 

Bisakah mental dan perilaku kids jaman now dikembalikan lagi menjadi para pemuda santun? Sulit memang, karena pola pikir dan perkembangan zaman yang berbeda. 

Saya yakin pasti bisa. Bisa mengembalikan kesantunan kids jaman now, baik dalam ucapan maupun tindakan. Walaupun tetap harus menyesuaikan jaman dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Lalu caranya bagaimana? 

Untuk membentuk kids jaman now yang santun, kuncinya ada di keluarga. Bila setiap keluarga mampu mendidik dan membentuk anggota keluarganya menjadi manusia santun dan mempunyai mental juara serta mencintai bangsanya, semestapun akan mengikutinya. Karena memang sekarang ini antara keluarga dan lingkungan saling tuding untuk mencari alasan pembelaan siapa yang benar. 

Memang harus sedari kecil, orang tua menanamkan perilaku santun dan mempunyai mental juara.  Ada banyak cara yang bisa dilakukan dan setiap orang tua pasti tahu cara terbaik untuk mendidik anak-anaknya. 

Memberikan contoh dan selalu mengingatkan anak mengenai kesantunan adalah cara saya agar Daffa ( dibaca anak saya) menjadi anak yang santun dalam ucapan dan tindakan. Sedangkan untuk mendidiknya menjadi anak yang cinta tanah air dan bermental juara, saya sering menceritakan peristiwa-peristiwa perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan. 

Mempunyai latar belakang pendidikan sejarah dan masih aktif mengajar IPS di sebuah sekolah swasta di Jakarta Barat, saya merasa lebih mudah untuk menceritakan peristiwa-peristiwa perjuangan bangsa Indonesia sebagai dongeng sebelum Daffa tidur. 

Hal ini saya lakukan setidaknya untuk memberikan stimulus agar Daffa menjadi penasaran ingin lebih mengetahui sejarah Indonesia. Dengan rasa penasaran dan keingintahuannya itu, ia akan lebih mengenal bangsanya sehingga nantinya akan mencintai Indonesia tanpa paksaan. 

Langkah selanjutnya saya sering membawa Daffa ke tempat-tempat yang pernah ada dalam cerita. Misalnya kalau saya menceritakan tentang peristiwa sumpah pemuda, saya akan mengajak Daffa ke museum sumpah pemuda yang ada di jalan Kramat Raya. 

Kebetulan minggu lalu saya dan suami mengajak Daffa ke museum Sumpah Pemuda. Ini adalah untuk kesekian kalinya saya mengajak Daffa ke museum di daerah Jakarta. Daffa selalu antusias saat diajak ke museum.

Ada banyak manfaat membawa anak ke tempat-tempat bersejarah seperti museum, di antaranya yaitu:
  • Menanamkan rasa cinta tanah air. Dengan ke museum, anak akan lebih mengenal bangsanya sendiri sehingga rasa cinta tanah air akan timbul dengan sendirinya. Seperti pepatah mengatakan "tak kenal maka tak sayang". 
  • Quality time dengan keluarga yang murah dan menyenangkan. Untuk quality time bersama keluarga terutama saat hari libur tidak harus ke tempat yang jauh dan dengan harga yang mahal. Kalau ke mall pasti sudah sangat membosankan. Sesekali ajak anak ke museum. Tenang, sekarang ini sudah banyak museum lebih menyenangkan kok. Salah besar kalau tidak mau ke museum karena takut bosan atau karena dioramanya menakutkan. Tergantung bagaimana cara kita mengeksplor museum tersebut. Selain itu biaya ke museum sangatlah murah. Sebagai contoh, tiket masuk ke museum sumpah pemuda hanya Rp 2.000,00 untuk orang dewasa dan Rp 1.000,00 untuk anak-anak. Jajan anak SD saja lebih banyak dari itu kan?
  • Membentuk rasa percaya diri anak. Dengan mengeksplor museum, anak akan banyak mendapatkan informasi yang mungkin teman-teman di sekolahnya tidak ketahui. Hal ini akan membuat anak menjadi lebih percaya diri. Selain itu kita bisa menggali bakat anak, seperti dalam hal photography. Kita bisa ajak anak-anak untuk belajar memotret atau melatih anak untuk percaya diri di foto depan kamera, bisa juga mengajak anak untuk membuat video. Biarkan anak menjadi reporter atau presenter. Pada saat ke museum Sumpah Pemuda beberapa waktu lalu, Daffa mencoba menjadi reporter ala-ala. 
Baca juga tentang Museum perundingan Linggar Jati

Walaupun terlihat masih canggung dan malu-malu tetapi setidaknya Daffa sudah berani mencoba. Semoga di lain waktu bisa lebih percaya diri lagi. 

Ternyata ada banyak cara ya, untuk membentuk kids jaman now yang santun dan bermental juara. Yuk, sedari kecil dan dimulai dari keluarga kita bentuk dan didik anak-anak kita agar menjadi kids jaman now santun. 

Share:

0 komentar

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir dan memberikan komentar di feriyana.com. Ditunggu lho, kunjungan dan komentar berikutnya.