Dahsyatnya Candu "Nyontek"


Yuhuuuu....Desember is coming...buat emak-emak desember adalah waktunya mantengin anak yang sedang belajar untuk UAS. 

Selama ini berkembang persepsi yang salah mengenai UAS, ulangan, ujian dan tes lain sebagainya di masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia mengutamakan nilai saja tanpa mengedepankan proses. 

Masyarakat lebih mementingkan nilai hasil ujiannya. Anak dengan nilai ujian yang tinggi dianggap sebagai anak yang pandai. Sedangkan anak yang nilainya jelek langsung di beri label anak "bodoh". Padahal setiap anak mempunyai potensi, bakat dan keahlian masing-masing.

Tak ada anak yang terlahir "bodoh" atau "pandai", yang ada hanyalah anak yang malas atau rajin. Akhirnya rasa malas itu mendorong anak menyontek saat ujian.

Berikut ini alasan-alasan anak yang suka menyontek pada saat ujian:
  • Tuntutan orang tua yang mengharuskan mendapatkan nilai yang sempurna. Orang tua tak pernah mengerti dampak dari tuntutan mereka. Orang tua tak pernah memberi kesempatan anak untuk menjawab apakah mereka sanggup atau tidak dengan tuntutan tersebut. Orang tua tak pernah bertanya nilai bagusnya dapet dari mana. Tak mau tau apakah hasil dari nyontek atau hasil sendiri.
  • Sifat dasar anak yang malas. Banyak yang menyebabkan anak malas. Faktor sifat asli, lingkungan, dan keluarga. 
Menyontek saat ujian mampu membuat kecanduan buat anak-anak. Begitu dahsyatnya candu "nyontek", hingga bisa menjadi kebiasaan. Kecanduan nyontek bisa menyebabkan anak semakin malas berpikir, selalu menggantungkan kepada temannya (tidak mandiri), membuat anak tak punya etos kerja, tidak terlatih untuk bekerja keras, dan membiasakan anak untuk melakukan segala cara untuk mendapatkan yang diinginkan. 

Dari hal kecil nyontek ini lah awal dari masalah korupsi di negri ini. Masalah yang terberat di Indonesia. Seakan korupsi sudah membudaya di Indonesia.

Jadi menurut saya untuk memusnahkan korupsi dari Indonesia, harus mengenyahkan candu nyontek terlebih dulu. Untuk mengenyahkan candu nyontek, emak-emak harus mulai mengutamakan proses dibanding nilai hasil ujian. Lebih baik nilai kecil tapi hasil sendiri dibanding nilai bagus tapi hasil nyontek.

Emak-emak....nitip tolong sampaikan ke anak-anak  "semangat yaa nak ujiannya, yang jujur ya! Maama gak butuh nilai bagus mu, yang penting hasil kerjaan kamu sendiri."

Ingat mak! Dunia belum berakhir...bila nilai anak kita jelek. 

Share:

2 komentar

  1. kalau ini jadi kebiasaan ntar bisa jadi anak yang nggak mandiri ya mbk

    ReplyDelete
  2. Makasih masukannya Bu Guru :) Walaupun anak saya sekarang masih TK, suka deh dengan sharing langsungnya. Semoga semakin banyak guru yang seperti mba Feriyana, aktif menghimbau orang tua demi mendidik anak-anak bangsa yg jujur dan berkualitas

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir dan memberikan komentar di feriyana.com. Ditunggu lho, kunjungan dan komentar berikutnya.