Rindu Tak Berujung


Rindu kian memuncak, saat keluh kesah ingin segera meluap. Bukan rindu akan wajahmu. Sekali lagi ku katakan, bukan! Karna wajahmu masih slalu tersimpan, dalam kenangan hingga berakhirnya catatan kehidupan.

Hari ini, yaa... hari ini. Genap 484 hari yang lalu ku pendam rindu yang tak berujung ini. Ku tahu pasti rindu ini tak akan menemukan ujungnya. Persetan dengan gunjingan orang, "lupakan saja orang itu. Beres kan? Jadi tidak akan rindu lagi". Selalu kalimat itu yang ku dapati. Kesal, marah pasti itu yang aku rasakan saat orang-orang berkata demikian.

Dengan mudahnya mereka mengatakan seperti itu. "Haaaah, entahlah. Apakah memang rindu ini harus aku hapuskan?" 

Aku merindu bukan karna ku menuntut kehadiranmu dalam hidupku. Karna Tuhan pun akan marah bila ku menuntut hadirmu.

"Tuhan, hamba tak bermaksud lancang dengan semua kuasaMu. Hamba tak berhak secuilpun untuk menagih janji kasih sayangMu. Karna ku tak pantas untuk itu. Hamba hanya memohon padaMu Tuhan.... bolehkah ku bertemu dengannya sebentar saja? Aku hanya ingin memeluknya, Tuhan. Tanpa berbicarapun hamba tak apa. Hanya saja, ingatkanku  ya Tuhan untuk memeluk bila suatu saat ku bertemu dengannya."


Kurasakan kian lelah diri ini memendam rindu yang tak berujung. Rindu ini telah menghilangkan kesadaranku. Nyatanya memang hanya kau yang mampu membuatku seperti ini. 

Entah butuh waktu berapa lama lagi untuk membuatku terbiasa tanpamu. Mungkin memang rindu ini ada karna ku belum terbiasa tanpamu. Aku belum terbiasa menceritakan kegelisahan hatiku ke selain dirimu. Dan memang itu yang ku rindu.

Saat ini ada banyak sekali yang ingin ku ceritakan padamu. Dalam hati ini tanpa sadar selalu menceritakan hariku padamu. Dengarkah kau di sana? Ya sudah, ini aku tuliskan surat untukmu. Semoga Tuhan mengabulkan keinginanku. 

Untuk Mamak, 

Mak, mamak pasti udah bahagia sama Allah. Aku kangen mamak. Udah 484 hari mak, aku gak ketemu mamak. Kok kalau sama yang lain mamak sering nemuin? Daffa tahun ajaran depan udah SD. Aku, bapak dan uci baik-baik aja kok mak. Mamak yang tenang yaa di sana. 

Oiya mak, impianku waktu kecil udah terwujud mak. Ingat kan impianku waktu kecil dulu? Dulu aku pengin nanti kalau udah kerja mau naik pesawat pake duit ku sendiri. Mimpiku udah tercapai mak. Yaa, walaupun gratisan karena menang lomba..Tapi mamak udah gak ada saat aku bisa mewujudkan mimpiku. Gak apa-apa ya mak. 

Saat ini impian terbesarku cuma pengin ketemu mamak. Sebentar aja, mamak ke mimpi ku ya. Sampaikan ke Tuhan, kalau aku pengin ketemu mamak. Siapa tahu di kabulkan. Hamba mohon ya Tuhan, pertemukan hamba untuk sejenak bertemu mamak dalam mimpi. Hanya untuk memeluknya Tuha. Amin. 

#alwayslovemamak

Share:

0 komentar

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir dan memberikan komentar di feriyana.com. Ditunggu lho, kunjungan dan komentar berikutnya.