TKI Inspiratif: Pengubah Penderitaan Menjadi Kesuksesan


Terinspirasi dari perhelatan hari buruh sedunia atau yang sering disebut May Day, Tempo mengadakan acara Penganugerahan TKI Inspiratif Pilihan Tempo 2017 di hotel Millenium, Jakarta Pusat, Senin, 15 Mei 2017. 

Acara tersebut dibuka oleh bapak Arif Zulkifli selaku Pemimpin Redaksi Majalah Berita Mingguan Tempo. "Selama ini, media selalu beranggapan bad news is good news, good news is not news. Perlu ada perubahan anggapan mengenai berita buruh migran. Seharusnya good news is news!" ujar Arif Zulkifli. 
Bapak Arif Zulkifli, Pemimpin Redaksi Majalah Mingguan Tempo memberi sambutan

Acara Penganugerahan TKI Inspiratif Pilihan Tempo 2017 ini, diberikan kepada 8 (delapan) TKI atau buruh migran yang paling memberikan inspirasi. Kedelapan tokoh buruh migran yang terpilih sudah melalui proses seleksi dari sekitar 5.000 orang berdasarkan data dari kelembagaan dari berbagai lembaga yang salah satunya adalah Kementrian Ketenagakerjaan. 

Delapan tokoh TKI atau buruh migran yang terpilih dalam Penganugerahan TKI Inspiratif Pilihan Tempo 2017 yaitu Siti Badriyah, Nurul Hasanah, Yusuf, Budi Firmansyah, Heni Sri Sundari, Maria Bo Niok, Tantri Sakinah, dan Sutriyana.

Delapan penerima anugerah TKI Inspirasi Pilihan Tempo 2017

Selain pemberian piala penghargaan Penganugerahan TKI Inspiratif Pilihan Tempo 2017, pada kesempatan yang sama diadakan diskusi mengenai ketenagakerjaan dengan tujuan supaya setidaknya dapat sedikit mengurai dan mengatasi permasalahan yang dialami buruh migran Indonesia di Luar negeri. Dengan mempertemukan berbagai pihak seperti bapak Hanif Dhakiri, Menteri Ketenagakerjaan, bapak Dede Yusuf sebagai perwakilan Komisi 9 DPR RI, pihak dari BNP2TKI, pihak Kementrian Luar Negeri serta tidak ketinggalan 8 (delapan) TKI Inspiratif Tempo sebagai perwakilan TKI. 

Selama ini berita mengenai buruh migran Indonesia lebih banyak mengenai permasalahannya saja. Memang banyak yang mengalami permaslahan di luar negeri, namun bukan tidak ada pula buruh migran Indoneaia yang berprestasi. Ada banyak buruh migran yang berprestasi dan menginspirasi dengan mampu bangkit untuk mengubah permasalahan atau penderitaan yang dialami menjadi kesuksesan. Untuk mengurangi permasalahan yang mungkin bisa dihadapi buruh migran Indonesia di luar negeri, "mengintegrasikan semya sistem ketenagakerjaan adalah hal yang terpenting", ujar bapak Hanif Dhakiri. 

Bapak Hanif Dhakiri, Menteri Ketenagakerjaan memberikan sambutan

Dalam diskusi tersebut tidak lupa moderator menanyakan kisah dari para TKI atau buruh migran yang hadir. Dimulai dari ibu Siti Badriyah yang menceritakan dari awal beliau tergiur ajakan untuk bekerja di Malaysia. Dengan tanpa harus membayar alias gratis, ia diberangkatkan ke Malaysia dan selalu berpindah-pindah. Dari satu majikan ke majikan yang lainnya. Ia harus bekerja di tempat usaha majikan di siang hari kemudian masih harus melanjutkan bekerja di rumah majikan saat malam hari. Melakukan pekerjaan tanpa henti tanpa dibayar sepeserpun. Bila melawan ia akan ditempatkan di kandang anjing dengan tempat makan yang sama. 

Sebenarnya masih banyak cerita pilu para buruh migran Indonesia. Namun seakan sedikit mampu mengobati rasa pilu tersebut, ternyata ada banyak cerita prestasi dari para buruh migran Indonesia di luar negeri. Seperti contohnya ibu Nurul Hasanah, yang sekarang telah berhasil menjadi anggota DPRD Lombok. Dan juga ada ibu Heni Sri Sundari, sosok TKI atau buruh Migran di Hongkong yang berhasil menyelesaikan sarjananya dengan hasil cumlaude.

Sosok TKI Inspiratif pada kesempatan itu mencoba mengurai apa saja permasalahan dan bagaimana seharusnya yang harus diperbaiki dari sistem perlindungan ketenagakeejaan khususnya buruh migran. Mungkin berawal dari persepsi mengenai "buruh migran adalah pahlawan devisa negara", buruh migran diperlakukan seakan komoditas yang harus di ekspor sebanyak-banyaknya. Terbukti terdapat 116 triliyun jumlah remittance seluruh dunia. Padahal mereka juga manusia lho... bukan barang. Dikemanakan hak asasi mereka sebagai manusia?

Ibu Siti Badriyah, salah satu penerima Anugerah TKI Inspiratif Tempo 2017 

Karena hanya berpikir menjadikan buruh migran sebagai komoditas, hak asasi manusia yang seharusnya mereka dapatkan terabaikan. Seharusnya dapat dilakukan poin-poin  penting dalam penegakan hak asasi manusia buruh migran, yaitu: 
  • Peran negara yang memihak buruh migran. Hingga saat ini hampir semua peraturan mengenai ketenagakerjaan malah merugikan buruh migran. Hanya menganggap buruh migran sebagai komoditas semata. 
  • Upaya pemerintah mencegah pengiriman TKI unprosedural. Mulai dari mengintegrasi semua pihak yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, mempersiapkan calon TKI atau buruh migran dengan pelatihan-pelatihan agar menjadi tenaga kerja yang berkompetensi. Hingga menyiapkan dokumen-dokumen lengkap tanpa kebohongan serta perlu pula pemilihan majikan yang cocok untuk buruh migran. Dengan kata lain, "sebisa mungkin minimalisir peran swasta dan calo tenaga kerja ilegal", ujar Dede Yusuf. 
Data resmi Kementrian Ketenagakerjaan menyebutkan adanya penurunan pengiriman jumlah TKI atau buruh migran ke luar negeri. Apa karena memang pemerintah mulai berhati-hati dalam mengirim TKI atau buruh migran, atau ada faktor lain? Faktor-faktor tersebut belum dapat ditemukan. 

Acara Penganugerahan TKI Inspirasi Pilihan Tempo dan diskusi ketenagakerjaan ditutup dengan kesepakatan bahwa semua pihak yang terkait akan berupaya maksimal dalam perlindungan sistem ketenagakerjaan terutama TKI atau buruh migran Indonesia di luar negeri. 

Semoga dengan kesepakatan dan persamaan visi serta misi oleh pemangku jabatan yang terkait mampu merubah yang selama ini lantang terdengar hanya penderitaan para TKI atau buruh migran saja, menjadi berita prestasi dan kesuksesan para TKI atau buruh migran Indonesia. Semoga berawal dari 8 (delapan) TKI Inspirasi pilihan Tempo, mampu menginspirasi TKI atau buruh migran lainnya serta bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. 

Tags:

Share:

0 komentar

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir dan memberikan komentar di feriyana.com. Ditunggu lho, kunjungan dan komentar berikutnya.