Kilau Pesona Mutiara Laut Selatan

Semakin cinta Indonesia,itu yang saya rasakan setelah mengikuti acara "Pre Event Gathering 6th Indonesian Festival 2016" hari Rabu, 12 Oktober 2016 yang telah lalu.

Dari nama acaranya yaitu "6th Indonesian Pearl Festival 2016" saja sudah tercerminkan pasti membahas mengenai mutiara. Mendengar kata mutiara saja sudah langsung terpikir betapa mahal dan ekslusifnya benda tersebut. Apalagi saya yang notabenya adalah seorang perempuan. Dimana semua perempuan pasti menyukai perhiasan tak terkecuali mutiara.

Dari acara yang dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan yaitu ibu Susi Pudjiastuti tersebut, saya mendapat ilmu yang sangat luar biasa berharga. Saya semakin mengetahui betapa kaya tanah air kita Indonesia. Dari awal acara sudah disebutkan ternyata mutiara Indonesia yang sering disebut Mutiara Laut Selatan atau Indonesian South Sea Pearls (ISSP) adalah jenis mutiara berkualitas terbaik di dunia. Hanya ada di Indonesia. Tetapi sangat disayangkan setelah Indonesian South Sea Pearls dibawa ke luar negeri diganti dengan brand yang lain sehingga sudah tidak bisa dikenali lagi bahwa Indonesian South Sea Pearls (ISSP) berasal dari Indonesia.

Indonesian South Sea Pearls (ISSP) merupakan hasil dati tiram Pinctada Maxima. Sentra produksi penghasil Indonesian South Sea Pearls (ISSP) ada di 12 provinsi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yaitu Sumatra Barat, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat,Nusa Tenggara Timur, Maluku,Maluku Utara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulaweai Tenhgara, Sulaweai Tengah, dan Papua Barat. Jumlah perusahaan mutiara yang masih aktif yang teegabung dalam ASBUMI sebanyak 28 perusahaan. Sedangkan pembudidaya, eksportir, pengecer dan pengrajin sebanyak 88 pelaku usaha. Tenaga kerja yang terlibat di dalamnya ada 5300 orang. Menurut saya jumlah pelaku usaha tersebut masih sangat sesikit untuk menguak tabir pesona kilau Indonesian South Sea Pearls (ISSP).

Mengingat sulit dan lamanya prosea penangkaran dan budidaya tiram Pinctada Maxima yang dapat menhasilkan Indonesian South Sea Pearls (ISSP) dengan hasil berkualitas baik. Ini terbukti dari jumlah hasil produksi rata-rata Indonesian South Sea Pearls (ISSP) dalam satu tahun. Jumlah produksi rata-rata Indonesian South Sea Pearls (ISSP) hanya sebanyak 12 ton/tahun. Jumlah ini masih sangat sedikit dibanding dengan jenis mutiara lain. Seperti misalnya Mutiara Air Tawar hasil produksi Cina yang mampu dihasilkan sebanyak 1.500 ton/ tahun. Ha ini menyebabkan harga Indonesian South Sea Pearls (ISSP) mahal di kalangan masyarakat Indonesia yang lebih menyukai produk yang berharga murah.

Berikut ini adalah faktor-faktor kendala usaha dalam mengoptimalkan hasil produksi Indonesian South Sea Pearls (ISSP):
  1. Waktu Proses Penangkaran dan budidaya mutiara yang lama. Hal ini menyebabkan hasil produksinya sedikit.
  2. Peralatan dan fasilitas yang digunakan untuk penangkaran dan budidaya mutiara kurang memadai. Dibutuhkan biaya yang besar untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas dalam penangkaran Indonesian South Sea Pearls (ISSP). Tak jarang petani mutiara Indonesia asli tidak sanggup melakukan usahanya karena kurangnya modal.
  3. Kurangnya dukungan dan kerjasama yang solid antara pemerintah, pelaku usaha mutiara, perbankan dan media promosi. Minimnya peran pemerintah disebabkan karena berbelitnya peraturan yang berlaku di Indonesia. Sedangkan perbankan tidak akan mengucurkan dana pinjaman modal apabila pelaku usaha mutiara menutup-nutupi keuntungan sebenarnya yang didapat. Karena perbankan hanya akan memberikan pinjaman kalau dianggap menguntungkan baginya. Selain itu kurangnya promosi yang biasanya dilakukan oleh pihak media, dikarenakan belum adanya kerjasama secara intens untuk mempromosikan Indonesian South Sea Pearls (ISSP) hingga ke seluruh dunia.
  4. Kurangnya kesadaran dan rasa kepemilikan yang kuat dari Indonesian South Sea Pearls (ISSP) sebagai produk asli Indonesia. Hal ini disebabkan karena kurangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri sendiri. Masyarakat Indonesia lebih bangga memakai produk luar negeri.
Berdasarakan faktor-faktor kendala yang dihadapi dalam mengoptimalkan hasil produksi Indonesian South Sea Pearls (ISSP), Indonesian Pearl Festival yang Pre Event dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Oktober 2016 dan eventnya akan dilaksanakan pada tanggal 9 - 13 November 2016 di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan diharapkan dapat menjadi ajang promosi Indonesia sebagai penghasil mutiara dunia dan memperkuat branding Indonesian South Sea Pearls (ISSP). Selanjutnya diharapkan Indonesia akan menjadi salah satu lokasi lelang mutiara dunia melalui kerjasama dari berbagai pihak. Selain itu juga diharapkan semoga semakin kuat terjalin kerjasama dari pihak pelaku usaha, pemerintah, perbankan, media promosi dan pihak-pihak lain yang mampu memperlancar pengoptimalan hasil produksi Indonesian South Sea Pearls (ISSP). Sehingga nantinya akan terkuaklah tabir pesona kilau Indonesian South Sea Pearls yang selama ini tertutup awan usaha mutiara di Indonesia.

Jayalah terus Indonesia. Berkilaulah selalu Mutiara Laut Selatan Indonesia!!!!

Tags:

Share:

2 komentar

  1. Wah mudah2an kendala yang muncul cepat teratasi oleh pemerintah ya Mbak.Sehingga mutiara makin terjangkau dan terkenal di mata masyarakat Indonesia

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir dan memberikan komentar di feriyana.com. Ditunggu lho, kunjungan dan komentar berikutnya.